Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda
di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan
dengan kesempatan pendidikan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmPIOcBRwNSAIsKoZyMZA-FYS-B218jCAbwc0kz2Cjyq2JOPaxWKlSPevQ9xuC0p1Q-Yzr-iekBxH15-IztQIWe2PpEsEBfop1ALB5nSua6suc1Fcgw0VN-p-fqToYMLpcn11_xqX76Gc/s320/bangkit-pemuda.jpg)
Internalisasi , Belajar, dan Spesialisasi
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada
dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya
sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih
ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan
norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak
berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah
daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma
kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi
(mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula
tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau
perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat
berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan. Istilah
spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur
oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak
panjang dan lama.
Pemuda dan Identitas
Identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri
seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan
pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan
kendala. Apalagi dizaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jatidiri pemuda.
Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media masa, tidak dapat kita
pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan
oleh media masa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran
antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila
lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman
sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda
mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke
dalam pergaulan yang bebas yang sedang ”in” saat ini.
Perguruan dan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh berbagai factor seperti
kualitas sumber daya alam, sumber daya alam yang memadai, pemerintahan
yang kuat dan sebagainya. Sumber daya manusia merupakan factor penting,
manusia sebagai subek dan objek pembangunan. Dalam hal inilah pentingnya
sebagai upaya menciptakan sumber daya alam yang berkualita. Pendidikan
merupakan uaha adar dan terecana untuk mewuudkan suasana belajar dan
proes pembelajaran agar peserta didik semua aktif mengembangkan potensi
dirinya yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan
dibedakan menadi:
a. Pendidikan formal: usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui sekolah dengan mengikuti peraturan yang sudah
ditentukan, termasuk perguruan tinggi
b. Pendidikan nonformal:pendidikan yang dilakukan secara teratur dan
sadar namun tidak terlalu ketat mengikuti peraturan yang ada pada
sekolah. Misalnya: PKK
c. Pendidikan informal: pendidikan yan diperoleh melalui pengalaman
dalam kehidupan shari-hari baik sadar ataupun tidak adar seak seseorang
lahir sampai tua
d. Lembaga-lembaga pendidikan di bawah departemen an non departemen, lembaga-lembaga ini disebut pusat pendidikan dan latihan.
Dalam hal ini, perguruan tinggi bertanggung jawab untuk mengendalikan
dan menjamin mutu pendidikan dengan standar ambang yang memadai. Ini
berarti bahwa pergururan tinggi harus betul-betul menjaga mutu
pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Mutu di perguruan tinggi merupakan tanggung jawab
bersama di antara mahasiswa dan pengasuh perguruan tinggi melalui
pengawasan satuan penjaminan mutu. Budaya belajar yang diwarisi dari
sekolah dan diteruskan di perguruan tinggi masih perlu dilanjutkan oleh
para lulusan di dalam kehidupan pascaperguruan tinggi.
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda
di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan
dengan kesempatan pendidikan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmPIOcBRwNSAIsKoZyMZA-FYS-B218jCAbwc0kz2Cjyq2JOPaxWKlSPevQ9xuC0p1Q-Yzr-iekBxH15-IztQIWe2PpEsEBfop1ALB5nSua6suc1Fcgw0VN-p-fqToYMLpcn11_xqX76Gc/s320/bangkit-pemuda.jpg)
Internalisasi , Belajar, dan Spesialisasi
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada
dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya
sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih
ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan
norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak
berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah
daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma
kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi
(mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula
tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau
perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat
berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan. Istilah
spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur
oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak
panjang dan lama.
Pemuda dan Identitas
Identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri
seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan
pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan
kendala. Apalagi dizaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jatidiri pemuda.
Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media masa, tidak dapat kita
pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan
oleh media masa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran
antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila
lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman
sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda
mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke
dalam pergaulan yang bebas yang sedang ”in” saat ini.
Perguruan dan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh berbagai factor seperti
kualitas sumber daya alam, sumber daya alam yang memadai, pemerintahan
yang kuat dan sebagainya. Sumber daya manusia merupakan factor penting,
manusia sebagai subek dan objek pembangunan. Dalam hal inilah pentingnya
sebagai upaya menciptakan sumber daya alam yang berkualita. Pendidikan
merupakan uaha adar dan terecana untuk mewuudkan suasana belajar dan
proes pembelajaran agar peserta didik semua aktif mengembangkan potensi
dirinya yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan
dibedakan menadi:
a. Pendidikan formal: usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui sekolah dengan mengikuti peraturan yang sudah
ditentukan, termasuk perguruan tinggi
b. Pendidikan nonformal:pendidikan yang dilakukan secara teratur dan
sadar namun tidak terlalu ketat mengikuti peraturan yang ada pada
sekolah. Misalnya: PKK
c. Pendidikan informal: pendidikan yan diperoleh melalui pengalaman
dalam kehidupan shari-hari baik sadar ataupun tidak adar seak seseorang
lahir sampai tua
d. Lembaga-lembaga pendidikan di bawah departemen an non departemen, lembaga-lembaga ini disebut pusat pendidikan dan latihan.
Dalam hal ini, perguruan tinggi bertanggung jawab untuk mengendalikan
dan menjamin mutu pendidikan dengan standar ambang yang memadai. Ini
berarti bahwa pergururan tinggi harus betul-betul menjaga mutu
pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Mutu di perguruan tinggi merupakan tanggung jawab
bersama di antara mahasiswa dan pengasuh perguruan tinggi melalui
pengawasan satuan penjaminan mutu. Budaya belajar yang diwarisi dari
sekolah dan diteruskan di perguruan tinggi masih perlu dilanjutkan oleh
para lulusan di dalam kehidupan pascaperguruan tinggi.
http://upp-rohul.clubdiscussion.com/t54-pemuda-dan-sosialisasi
No comments:
Post a Comment